Jumat, 13 Januari 2012

bambu


Dalam rangka penghematan energi, para arsitek memakai bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti contohnya adalah bambu. Bambu itu sendiri adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.



Lalu kenapa bambu karena selain bambu itu salah satu dari banyak tanaman yang cocok untuk di jadikan bahan dalam pembuatan rumah bangunan, dan juga bambu itu juga masih mudah untuk di temui sehingga dapat menghemat biaya produksi yang di butuhkan.

Kota Hemat Energi


Energy adalah suatu sumber daya alam yang bias habis, tapi dalam kehidupan sehari-hari energi tersebut diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Maka terbentuklah konsep yang kota yang menerapkan hemat energi atau di sebut “kota hemat energi.” Selain untuk menghemat sumberdaya yang ada, konsep tersebut di pakai di kota karena kota dapat memakan energi sebesar 70% dari energi yang ada di wilayahnya.
Contoh Kota hemat Energi
Milton Keynes, Kota Satelit Hemat Energi
Milton Keynes tidak pernah usang diperdebatkan. Kota baru penuh kontroversi yang berada 72 kilometer barat daya London bukan nama asing bagi warga Inggris.
Struktur kota yang cenderung grid (kotak) sama sekali tidak mencerminkan bentuk kota Inggris umumnya yang cenderung radial atau organik. Dirancang belasan arsitek ternama, termasuk James Stirling, Richard Rogers, dan Norman Foster, sejumlah perancang kota, arsitek lanskap, dan insinyur, pada akhirnya morfologi Milton Keynes lebih menyerupai kota-kota di Amerika Serikat. Ini tidak disukai warga Inggris yang mencibir kota ini salah letak.
Bentuk memang mendominasi imajinasi keseluruhan. Meskipun morfologi Milton Keynes menyerupai banyak kota di Amerika, kota ini dirancang dengan konsep hemat energi.
Bila kota lain tumbuh dari proses perkembangan permukiman kecil menjadi besar dan akhirnya membentuk kota, Milton Keynes, tempat di mana Open University berada, benar-benar kota baru yang dibangun dari hamparan tanah kosong dan beberapa desa kecil yang dalam waktu relatif singkat disulap menjadi kota.
Meskipun demikian, perencanaan dan perancangan kota dilalui dengan proses panjang, dengan meramu ilmu pengetahuan dan teknologi masa depan untuk mengakomodasi kebutuhan hidup generasi mendatang yang diperkirakan memiliki keterbatasan akses terhadap sumber daya energi.

Kamis, 12 Januari 2012

Taman


Jika kita berbicara tentang “Ruang Terbuka Kota” maka kita tidak berbicara mengenai gedung pencakar langit, rumah kaca, melainkan sebuah ruang terbuka yang berada di tengah kota seperti taman.


Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan.


contoh :
Taman Merdeka (Pieter's Park)
Taman Merdeka merupakan taman yang pertama dibangun di Kota Bandung pada tahun 1885, untuk mengenang Pieter Sijthof, asisten residen Bandung, yang juga dianggap berjasa dalam pembangunan Kota Bandung pada masa itu. Taman
yang terletak di depan Gedung Balai Kotamadya Bandung ini seolah-olah melengkapi dan menunjang keberadaan serta penampilan kompleks Balai Kota tersebut. Taman Merdeka juga dilengkapi dengan sebuah gazebo, patung badak putih, alur jalan kaki, bangku-bangku taman, lampu-lampu hias, serta sekumpulan pepohonan yang rindang seperti ki hujan (Saman easamman), ki angsret, johar, damar (Agathis alba), bubundelan (Cassia fistula), tanjung (Mimusops elengt), bungur, dan cemara laut (Casuarina). Kehadiran taman ini beserta pohon-pohon tersebut di daerah pusat pemerintahan Kotamadya Bandung, dirasakan dapat memperhalus suasana visual lingkungan sekitarnya.

Hijau



Dengan pesatnya perkembangan pembangunan yang ada di dunia maka lahan yang harusnya berfungsi sebagai penangkal bencana seperti Banjir dan Pemanasan Global pun menjadi berkurang, Oleh sebab itu para arsitek Dunia mulai berfikir untuk mengembangan suatu konsep yang di sebut “Green Arsitektur.”

“Green Arsitektur” adalah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.



Sebuah “Green Building” yang berhasil  salah satunya adalah Perpustakaan Nasional di Singapore, yang menggunaan teknik2 kinerja konsumsi yang rendah. Lebih jauh, bahwa hasil study mengenai manfaat “bangunan hijau” diantaranya adanya meningkatan penjualan sebanyak 40%, produktivitas pekerja dapat dikembangkan sebesar 15% dan peningkatan pengawasan terhadap suhu keseluruhan dan juga pengawasan terhadap sumber penyakit dimana dapat membasmi asma dan sumber alergi penghuni sampai 60%. Sehingga penelitian ini mendukung “Green Building” merupakan ide yang sangat baik untuk dunia.
( elibrary.bsa.ac.id )